The Winner

L
The Winner
ibur telah tiba… libur telah tiba . .  libur telah tiba . . .  hore. . hore. . .hore . . .” bayu jingkrak-jingkrakan kaya kodok ayan. Saking senengnya mpe mulutnya berbusa.  Siswa yang berambut kribo ini emang agak beda sama yang laen. Saat liburan kali ini dia stress gara-gara dapet rangking satu di kelas, padahal seharusnya dia senang. Tapi, ini beda!

Hari itu semua wali murid diundang ke sekolah untuk pengambilan raport hasil ujian kenaikan kelas.  Semua berkumpul di aula sekolah. Acara pun dimulai, setelah tilawah dan sedikit sambitan, e sambutan maksudnya. Penguman juara pun tiba. Pak guru yang bertugas naik ke podium. Dia membacakan satu persatu dengan suara yang dibuat  penasaran seperti yang biasa kita liyat di tipi2 kaya kuntilanak, pocong, dan jelangkung. Lho ko? Itukan roh penasaran bukan suara penasaran. Inilah saat yang mendebarkan, semua jantung akan berdetak 1000x lebih cepat dan membuat tekanan darah naik mpe mata kaki.

“Juara pertama  dari kelas 2 diraih oleh . . . .” tiba-tiba suasana sepi senyap seperti kuburan,

“Bayu satria revangga”

Sorak sorai dan tepuk tangan pun bergema luar biasa. Bayu seneng banget namanya disebutkkan. Rambutnya dijambak-jambak temennya.  Wajahnya memerah mirip cacing kepanasan. Lalu ada seorang wali murid yang protes ga terima.

“Maaf pak guru, masa anak saya juara satu?!
kayanya gak mungkin!”

Sebagian orang heran, dan sebagian bingung. Pak guru yang ngumumin di depan pun bingung. Ko ada orang tua yang ga seneng anaknya dapet juara. pak guru pun hanya diam gak ngejawab.
Bayu pun naik ke podium dengan setengah jengkel.

Semenjak kejadian itu, senyuman bayu hilang dari wajahnya yang imut. Tak ada lagi mentari di waktu pagi, dan siang hari pun bagaikan malam. Gelap. Dia kesal dengan Ibunya yang tak puas dengan hasil yang dia dapatkan. Padahal dia mendapatkan rangking satu di kelasnya. Tidak hanya itu, dia juga kecewa dengan janji yang tak ditepati. Ibunya berjanji akan memberikan hadiah BB jika dia mampu menjadi pemenang di ujian sekarang. Setiap kali dia menagih janji itu. Selalu tak dihiraukannya lagi. Menyebalkan.
. . . . . . .

Bayu punya temen akrab namanya Baqis, Baqis seoarang bertipikal berbadan kekar  dan tinggi. Biasanya memiliki 3 lampu. Merah, kuning, dan ijo. Dan selalu terpajang di persimpangan jalan menemani pak polisi. Ga usah dibayangin pasti gak kebayang. Hehehe.

Sebenernya nama aslinya Rudi, sejarah dipanggil baqis itu panjang. Kalo ditulis bisa lebih tebel dari kitab tafsir ibnu kasir yang banyaknya 12 jilid. Dia alergi sama yang huruf “R”. secara, dia keturunan Pakistan yang cadel ato gak bisa ngomong “R” kecuali kalo dipaksa. Jadi, satu-satunya orang yang ga pernah manggil namanya sendiri adalah dia. B A Q I S. Badan Qekar dan atletiS.

Bayu dan Baqis bagai
sepasang sandal jepit yang ga bisa dipisahkan. Berjalan bersama, diinjak pun bersama. Mereka kemana-mana bareng-bareng. Duduk satu bangku, makan satu piring. Tapi hal itu ga berlaku untuk mandi dan tidur lho. Walau pun mereka kawan, tapi kalo dalam hal prestasi mereka lawan, satu sama lain akan saling bertarung untuk menjadi pemenang. Makanya mereka saling mencontek kalo ujian. Lho ko?

laughtingoutloud.ico
Waktu semester sebelumnya baqis mampu dikalahkan bayu, dengen perolehan nilai yang tipis. Saat itu bayu memperoleh nilai tertinggi dalam sejarah di Sekolah. Tidak hanya baqis yang dia kalahkan, bahkan siswa pintar dari kelas lain. Dan semester sekarang pun sama. Tapi, nilai rata-ratanya tak setinggi semester kemarin. Baqis pun sedikit menyesali diri karena  kalah untuk yang kedua kalinya.

…..

Saat itu bayu sedang termenung di dalam sumur.  Mati dong? Sory, maksudnya di ruang tamu. Lalu baqis dateng marah-marah.

“bay, ente kenapa sh. Sms ane ga diangkat telpon ga dibales?!.. ente kalo malah bilang dong bial baleng-baleng kita malah. Ane ikhlas ko kali ini ente lagi yang dapet juala satu. Tapi, jangan diem aja kaya gini. Sehalusnya ane yang malah sama nte, bukan nt!…” bayu hanya diam.

“plis bay celita bay! Kita kan friend dali dulu”

“plis bay jawab bay!” desak baqis. Tiba-tiba bayu berdiri.

“Gimana gue mau nelpon ma sms elu, gue ga punya hape.”

Bayu berlalu ke luar banting pintu ninggalin Baqis yang lagi melongo.

. . . . . 

“TUHAN!! HARUS BAGAIMANA LAGI AKU MEYAKINKAN IBUKU!”
TELAH KULAKUKAN SEMUA YANG DIA INGINKAN, BAHKAN AKU MENDAPATKAN YANG DIA MAU. TAPI DIA SELALU TAK PUAS DAN TAK PERCAYA.
AKU HARUS BAGAIMANA???? A A A A A . . . 

Suaranya terdengar menggaung  sampai ujung jurang sana. Dari atas pohon jambu bayu berteriak. Terlihat Jauh di bawahnya ada jurang yang dalamnya 50 m, disana terdapat air mendidih yang mampu merontokkan kulit dan daging saat tubuh yang tercelup kesana.

Teriakan bayu terdengar sampai ke rumah, baqis memberitahu ibu bayu dan bergegas, sebelum semuanya terlambat dan mereka akan menyesal seumur hidup. Membiarkan orang mereka sayangi bunuh diri karena frustasi. Mereka berjalan setengah berlari.

Bayu hendak meloncat. Tiba-tiba ibunya dan baqis datang ke tempat itu. Sorot matanya tajam ada seberkas penyesalan disana. Suaranya parau.(dah kaya di sinetron ya haha)

“HENTIKAAAAN!!!”

“kalo kamu sayang sama ibu, tolong jangan loncat!” Bayu pun berhenti mengurungkan niatnya, melihat dua orang yang tak asing baginya ada di bawah. Dia bertanya dengan nada mengancam.

“Kenapa ibu tidak pernah mengerti? Kenapa ibu tidak pernah puas? Ibu ini bagaimana? Atau aku harus bagaimana?”

“ibu akui ibu salah. Ibu terlalu memaksakan kehendak. Sekarang akhirilah kegilaan ini bayu.”

“jadi, ibu sekarang sudah yakinkan dan bakal menepati janji ibu?

“iya sayang, sekarang tak usahlah kau loncat dari situ.”

“siapa juga yang mau loncat bunuh diri dari sini bu, bayu kan tadi pengen ngambil sandal yang jatuh. Tapi kalian berteriak mengagetkan.” Bayu terkekeh puas.

“siapa juga mikir kamu mau bunuh diri, orang ibu ngelarang kamu loncat biar kamu ngambilin jambu buat ibu. Wee..” ibunya tak mau kalah.

 Mereka semua tertawa kecuali baqis yang tak mengerti. Baqis  dari tadi khawatir, kini dia jengkel dengan anak dan ibu yang ada di dekatnya. Entah apa yang dia rasakan. Akhirnya mereka pulang dengan dengan sekantong jambu. Di tengah perjalanan ibu bayu berkata.

”Seorang pemenang itu bukan yang mampu mengalahkan rekor orang lain, tapi pemenang adalah yang mampu mengalahkan rekor dirinya sendiri.”

“Jadi?” Tanya bayu.

“jadi, ente gak dapet hadiah.” Kata baqis sambil berlari tertawa senang. Dengan kesal bayu menghujani kepala baqis dengan jambu. Sesalnya dalam hati.

“kalo gitu mending bunuh diri aja tadi.” 
Share on Google Plus

About muzhof

Tiga Belas | "Serba tiga belas" blog Tiga Belas merupakan blog kumpulan hal-hal unik, lucu dan berbagai pengetahuan lainnya.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment